Minggu, 27 Februari 2011

CERPEN "ZuJi_VieN"

GERSANG TAK SELAMANYA GERSANG
               
 
  Di suatu sore yang cerah, senja mulai menampakkan wajahnya. Burung
 burung kembali ke sarangnya setelah sekian lama mencari makan untuk anak-anaknya. Tampaklah dua orang wanita muda memakai pakaian modern tengah kebingungan mencari sebuah rumah.
  “Dimana alamatnya?” tanya wanita berbaju biru.
  “ Aku tidak tahu pasti, dari informasi yang aku dapat memang ini desanya, lebih baik  kita   tanya warga sekitar saja” usul wanita satunya.
 “Permisi Bu, mau tanya kalau rumah kepala desa yang mana ya?” tanya wanita berbaju
   biru pemilik nama Zulmi itu.
   “Oh rumah Mbah Puji itu ada di seberang jalan sana” jawab ibu itu.
   “Terima kasih” lanjut Alfin.
Alfin dan Zulmi pergi ke rumah Mbah Puji selaku kepala desa Gersang Tani itu seperti yang ditunjukkan oleh ibu-ibu tersebut tanpa tahu bahwa manusia yang mereka tanya menyimpan rasa heran dan penuh ketidak kesukaan.
  “Assalamu’alaikum, permisi” sapa Alfin disebuah rumah.
  “Wa’alaikumsalam Wr.Wb” jawab seorang gadis dari balik pintu.
  “Cari siapa ya Mbak?” tanya gadis kecil itu.
  “Apa benar ini rumah mbah puji, kepala desa di sini?”.
   “Iya benar. Sebentar saya panggilkan si Mbah dulu, moggo silahkan
     masuk”  mempersilahkan tamunya dan kembali ke dalam memanggil Mbahnya.
Dari balik tirai kusam munculah seseorang kakek tua sedang tersenyum menatap para tamunya yang menandakan keramahan tuan rumah dan gurat kelelahan yang terlihat jelas di wajahnya.
  “Selamat pagi pak !” sapa kedua wanita itu mengawali pembicaraan.
  “Pagi ! ngamputen mbak-mbak niki saking pundi nggeh?” tanya Mbah Puji dengan ramah. Alfin dan Zulmi hanya termangu dan bingung dengan apa yang dikatakan orang paruh baya di depan mereka itu. Sejenak hening tak ada yang bicara, terlihat wajah Mbah Puji yang juga bingung menunggu jawaban dari dua orang di depannya itu.
  “Iki jane wong kok ditokok i gak ndang njawab!” gerutu Mbah Puji dalam hati. Untuk memecah kesunyian Alfin yang masih ada darah Jawa langsung melancarkan permohonan.
  “Emm.... maaf mbah kami tidak mengerti Bahasa Jawa karena kami dari Jakarta, 
   jadi Mbah bisa tidak menggunakan Bahasa Indonesia ?“
 ujar wanita muda itu dengan hati ketakutan kalau menyinggung hati Mbah Puji.
  “ Oh tidak apa-apa, maksud saya tadi mbak-mbak ini dari mana dan ada perlu 
    apa mecari saya ?”.
  Setelah mengerti maksud pertanyaan Mbah Puji tersebut yang terdengar medhog, Zulmi langsung menjelaskan maksud kedatangan mereka berdua.
Setelah mendengar penjelasan Zulmi, mbah Puji menggaguk tanda mengerti.
  “Jadi kedatangan kalian kesini itu mau memperkenalkan dan
     mengembangkan proses pertanian dengan cara modern di kampung ini?” tanya
    Mbah Puji meyakinkan dan Alfin mengangguk tanda membenarkan.
   “Tapi sayang, saya ragu kalau penduduk desa disini akan menerima dengan 
  Mudah. Sebab, tradisi dan budaya di kampung ini sudah sangat mendarah daging. 
  Namun mbak-mbak ini jangan putus asa dulu, kan belum dicoba?”.
 Mereka bertiga tertawa bersama.
   “iya Mbah. Tapi saya bingung selama kami disini mau tinggal dimana”.keluh Zulmi.
  ”Kalau mau, kalia boleh tinggal disini. Kebetulan saya disini cuma sama cucu saya
  Lastri dan Hasan”. Tawar mbah Puji.
   “Baiklah, kalau tidak merepotkan si Mbah”.
  Setelah beberapa hari berada di desa itu usaha Alfin dan Zulmi belum mendapatkan hasil apapun. Meskipun mereka telah berusaha memperkenalkan cara bercocok tanam dengan metode baru. Alat-alat pertanian yang lebih modern tak satupun yang menarik minat ataupun mengubah keadaan di desa tersebut. Meskipun tiap kali diadakan praktik di balai desa, para warga berbondong-bondong menyaksikan namun hal itu mereka lakukan demi menghormati Mbah Puji selaku kepala desa dan tetua desa yang telah memberikan instruksi.
  Di suatu sore saat kedua pegawai sedang merapikan alat-alat peraga setelah selesai sosialisasi, mereka saling mengungkapkan kecurigaan terhadap desa tersebut.
  “ Eh Fin, kamu merasa ada yang aneh tidak?” Tanya Zulmi membuka percakapan
  “Maksud kamu?” tanggap Alfin.
  “Iya, padahal kita sudah mengadakan sosialisasi tentang metode pertanian modern 
  di kampung ini selama satu bulan, tapi sepertinya tidak ada efek sama sekali” 
   ungkap Zulmi.
  “Iya..ya, mungkin saja warga desa masih bingung tentang metode ini, sebab selama 
  ini mereka hanya mengenal cara tradisional saja” kemudian sahut Alfin.
  “Untuk itu sudah menjadi tugas kita untuk menolong warga disini supaya tidak kalah 
  saing dengan desa yang lebih maju” tutur Zulmi dengan wajah yang optimis.
  “Okelah aku setuju, sudah lanjutkan beres-beresnya!” kata Alfin menutup pembicaraan.
 Saat mereka melangkah keluar tak sengaja mereka mendengar percakapan antara pemudi 
Gesang Tani.
  “ Sin, berani sekali mereka berdua ingin merubah dan mengganti adat desa kita?”
 kata seorang pemudi dengan tegas dan nada kebencian namun masih terdengar medhog khas suara orang desa.
  “ Iya Tika, adat adalah adat yang tidak bisa dirubah kita harus melakukan sesuatu !” 
  ujar pemudi yang satunya kepada pemudi yang bernama Tika, masih terdengar medhog pula.
 Dengan menggebu-gebu Tika pun menjawab ,“ Aku setuju Akhsin, kita harus menghasud warga agar menolak rencana mereka!”.
  “ Baiklah Tik, aku setuju dengan usul mu, duh Gusti aku ndak bisa membayangkan 
  jika mereka menerima rencana dua orang gila itu!” kata Akhsin dengan membayangkan 
  apa yang akan terjadi.
  “ Pasti Dewi Sri akan murka, beliau pasti tidak akan memberi panen yang baik tahun 
  depan”  sela Tika dengan raut muka yang menyedihkan.
 Alfin dan Zulmi saling pandang.
“ Jadi ini penyebabnya, kita harus melakukan sesuatu” sergah Alfin.
  “ Benar” tanggap Zulmi.
Dan mereka meninggalkan halaman balai desa dengan fikiran masing-masing penuh dengan rencana. Keesokan harinya, seluruh warga dikumpulkan di halaman balai desa.
  “ Ibu-ibu bapak-bapak, maksud kami mengumpulkan anda semua di sini adalah bahwa 
  kami mendengar kalau ada warga yang tidak suka pada metode modern yang kami bawa 
  dan tetap ingin mempertahankan ketradisionalan di desa ini. Namun kita harus sadar 
  bahwa kita hidup di zaman yang sudah modern dan demi kita tidak dilindas oleh 
  kekerasan zaman, maka kita harus mengikuti perkembangannya. Untuk itu kami 
  akan menawarkan suatu perjanjian dengan ibu-ibu dan bapak-bapak”. 
 Para warga mulai antusias dan penasaran apa yang akan di bicarakan oleh dua orang kota yang berdiri di depan mereka yaitu Alfin dan Zulmi.
  “ Begini ibu-ibu dan bapak-bapak, kami akan melakukan uji coba metode ini selama
  satu masa panen, kita akan membandingkan hasilnya setelah itu bapak-bapak dan 
  ibu-ibu bisa memilih untuk menerima atau menolak metode yang diberikan oleh 
  pemerintah ini” lanjut Alfin.
 Sekilas mulai terlihat para warga saling pandang untuk berdiskusi.
 Setelah menunggu beberapa menit, “ Baiklah kalau begitu kami setuju,” jawab salah satu warga mewakili warga desa tersebut. Ada raut kepuasan di wajah dua orang pegawai Departemen Pengembangan Pertanian Daerah Pelosok. Namun di lain tempat tak jauh dari halaman balai desa pemudi yang bernama Tika dan Akhsin semakin merasa tak suka dengan dua pendatang baru itu, tapi mereka tak dapat melakukan apa-apa lagi sebab warga telah menyetujui perjanjian itu.
  Setelah terjadi kesepakatan itu, Alfin dan Zulmi beserta staf pengembangan pertanian yang lain berusaha menanam padi dengan alat dan metode yang mereka bawa. Setiap hari mereka bekerja keras agar mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan agar warga mau mengikuti jejak desa-desa lain yang pernah mereka kunjungi demi kemajuan desa ini.
  Setelah hampir setengah tahun berlalu, akhirnya usaha mereka menampakkan hasil yang baik. Sehingga para warga yakin bahwa metode ini efektif dan sejak saat itu pula mereka mulai menerapkan metode yang diberikan Departeman Pengembangan Pertanian Daerah Pelosok di lahan pertanian mereka. Tak kunjung dalam empat tahun saja desa tersebut sudah menjadi desa penghasil padi paling bermutu dan terbesar di Indonesia. Dan kini desa itu tak segersang namanya, yaitu desa Gersang Tani.

Sabtu, 19 Februari 2011

Perahu cuy

Kehidupan manusia ibarat sebuah kapal, jika di dalam pelayaran hidupnya terlalu banyak dan terlalu berat dimuat dengan keinginan (nafsu) materi dan sifat sombong, maka perahu kehidupan ini sangat mudah kandas dan tenggelam di tengah perjalanan.

Jika ingin mencapai tepian kehidupan di seberang sana dengan lancar, maka wajib untuk segera mengurangi muatan yang berat itu, dan hanya mengambil batas terendah materi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup, dan dengan tegas melepaskan ketamakan serta nafsu keinginan dalam hati manusia yang berlebihan.
…….__ ii_……. .
._,-’:::::::’=._,/t___
‘_____________/
s
 
 
 
 

Face book Eu

   Face book, siapa yang gag tau apa itu face book??? yeh semua orang tahu tentang face book.Dari anak-anak sampai orang dewasa pun tahu apa itu face book. Face book adalah sebuah jejaring sosial yang paling populer saat ini,situs yang paling banyak di akses di indonesia setelah google.
     Facebook bisa dibilang candu. Ya, mungkin kata2 tersebut tepat untuk menggambarkan facebook. Bagaimana tidak, seseorang rela menghabiskan berjam - jam di depan komputer, atau mungkin dengan handphone-nya hanya untuk mengupdate status, mengomentari status orang lain, menulis pesan di wall yang sebenarnya tidak terlalu penting, main game, atau hanya sekedar mencari teman baru. Apapun yang sedang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan selalu diungkapkan melalui facebook. Tangan serasa gatal bila tidak membuka browser lalu mengetikkan facebook.com di address bar, meskipun itu hanya sehari saja. Sepertinya ga ada facebook ga rame, hehehe.Tapu bwad kamu warga MAN 3 Kota Kediri, kmu gag bakalan bisa online lagi di skul coz situs yang pernah buat geger itu sudah di blokir lo. So, aku cuma bisa berkata 3 kata buat face booker yaitu "kacian..kacian..kacian..." hehehe JUst kidd bro. Mau tahu alasan nya kenapa kok diblokir??? Tanya langsung saja sama Bu ajeng atau Bu Nurul Ok? biar lebih jelas.
Nah Facebook mempunyai dampak positif dan negatif bagi kita, mau tahu apa itu?
simak terus ya??
Dampak Positif :
Mempererat silaturahmi
Ya, mungkin ini adalah kegunaan dari facebook yang paling bisa kita rasakan. Bahkan dengan facebook, kita bisa menemukan kembali orang - orang yang pernah kita kenal di masa lalu.

Mengetahui potensi diri
Dalam facebook banyak terdapat kuis yang bermanfaat untuk mengetahui lebih banyak tentang siapa sih kita sebenarnya. Namun, kita juga harus tetap waspada, sebagian kuis yang terdapat dalam facebook mengandung unsur - unsur ramalan, dan sudah tentu anda paham bahwa percaya pada ramalan merupakan sebuah kesyirikan, dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah ta'ala :D.

Media promosi
Jelas, facebook bisa digunakan sebagai media promosi, entah itu mempromosikan produk, jasa, instansi, atau hal lain. Bahkan, pada saat pemilu legislatif kemarin, sebagian caleg juga menggunakan facebook untuk media kampanyenya.

Sarana diskusi
Di facebook kita bisa bergabung dengan berbagai komunitas / grup.
Tempat curhat
Hmmm, yang ini mungkin bisa juga, kalau kita lagi dapet masalah, kita tinggal mengupdate status facebook kita dengan masalah yang sedang kita hadapi, ntar kalau ada orang yang peduli, pasti orang tersebut bakal memberi komen yang isinya mungkin cuma sekedar memberi semangat atau bahkan memberikan alternatif untuk menyelesaikan masalah. Tapi tempat curhat terbaik tetap, Allah swt, yang bisa menunjukkan jalan keluar atas setiap masalah yang kita hadapi. Betul ??? hehe.

Dampak Negatif :

Lebih banyak waktu kita yang terbuang sia - sia untuk hal yang kurang bermanfaat
Apa lagi kalau sudah kena sindrom facebookholic alias kecanduan.

Boros duit
Hmm, yang ini tentu tidak bisa dihindari, apalagi yang facebookannya pakai hape, lagi seneng - seneng facebookan, e tau - tau pulsanya sekarat ( Pengalaman pribadi, hehe ).

Malas belajar, mengerjakan tugas atau pekerjaan yang seharusnya kita kerjakan
La wong facebookan terus, akibatnya secara tidak langsung, kita mengalami apa yang namanya... pembodohan yang menyenangkan.

Memicu terjadinya pergaulan bebas tanpa batas.
Ya, namanya juga dunia maya, dunia tanpa batas, seseorang bisa menjelma menjadi siapa saja dan berbuat apa saja, baik atau buruk.
 Yups cuma itu menurut ku dampak positif maupun negatif nya, bagi temen temen yang mau menambah silahkan,
Pesanku, gunakan teknologi baru dengan sebaik - baiknya untuk melakukan perbuatan - perbuatan yang baik, bermanfaat, dan tidak merugikan diri sendiri atau orang lain. Semoga bermanfaat :D